Belajar Sambil Bermain

Kabupaten Banyumas

Oleh: Hadikrun
Cikokol RT 001 RW 01, Samudra, Gumelar, Banyumas
Prasekolah atau preschool bukan lagi hal yang mewah bagi masyarakat
Indonesia. Di pendidikan prasekolah, anak-anak berusia dua sampai empat
tahun mulai diajak mengenyam pendidikan sambil bermain-main. Banyak
lembaga prasekolah kini tersebar di kota-kota besar dan pinggirannya,
menawarkan pendidikan dini bagi anak-anak.
Belum ada ketentuan di Indonesia mengenai batasan usia bagi calon peserta
pendidikan prasekolah. Kebanyakan pendidikan prasekolah diselenggarakan
oleh penyelenggara taman kanak-kanak atau tempat penitipan atau perawatan
anak. Sebagian prasekolah disebut juga taman bermain. Di tempat itu anakanak
dididik mandiri dan menguasai keterampilan serta pengetahuan dasar
lainya seperti berhitung, serta mengenal bentuk dan warna.
Salah satu tujuan prasekolah adalah membantu meletakkan dasar semua aspek
tumbuh kembang bagi anak-anak sebelum mereka memasuki pendidikan dasar.
Pada tahap usia dini tersebut, anak-anak diasah kepekaannya dalam menerima
berbagai rangsangan.
Pendidikan prasekolah seharusnya lebih difokuskan pada pengembangan fungsi
kognitif, afektif dengan penekanan pada fungsi motorik. Prasekolah yang baik
umumnya mengajarkan kemandirian kepada para muridnya. Namun ada juga
yang memadukan model pendidikan dengan dasar-dasar beragama serta
pengembangan wawasan sains dan teknologi, atau kewirausahaan. Tidak sedikit
yang menyajikan layanan berimbang antara perkembangan intelektual,
emosional dan spiritirual anak dengan menggunakan metode bermain sambil
belajar.
Idealnya pihak pengelola prasekolah sebagai “sahabat keluarga” memberikan
edukasi kepada orangtua tentang pentingnya penguasaan bahasa ibu yang baik
dan benar. Pentingnya pengembangan moral budipekerti yang baik maupun
toleransi beragama sejak dini. Prasekolah juga harus mengoptimalkan
perkembangan kecerdasan majemuk secara seimbang dan benar agar anak-anak
merasa bahagia.
Dewasa ini pendidikan prasekolah mulai dirasa penting dan dinilai berpengaruh
terhadap proses tumbuh kembang bagi anak-anak. Anak-anak yang mengenyam
bangku prasekolah diharapkan lebih mampu mempersiapkan memasuki jenjang
pendidikan berikutnya.
Pendidikan yang diawali secara benar memungkinkan hasil yang lebih baik. Bisa
juga orangtua mengawali pendidikan dini anak-anaknya melalui homescholing
yang sampai kini masih dinilai mewah.
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional memang tidak mempersyaratkan
prasekolah guna memasuki pendidikan dasar. Pendidikan prasekolah di
Indonesia belum dianggap penting. Padahal pendidikan di usia dini bisa
memberikan pengaruh yang besar terhadap kesehatan, gizi, dan perkembangan
psikososial anak. Prasekolah adalah salah satu alternatifnya.
Ada beberapa kriteria prasekolah yang harus diperhatikan para orangtua.
Seharusnya para orangtua melihat dulu reputasi dan rekam jejak (track record)
prasekolah sebelum mengirimkan anaknya ke lembaga tersebut. Perlu juga
dicermati pengalaman para guru yang mengajar di sana, karena merekalah
yang berhadapan langsung dengan anak-anak. Rasio jumlah staf terhadap anakanak
yang dididik juga harus diperhitungkan. Direkomendasikan satu orang
dewasa bagi setiap dua atau tiga orang anak berusia 2-5 tahun. Perlu pula
diamati kebersihan sekolah, terutama kamar mandi dan ruang maupun
peralatan bermain.
Banyak pendidikan prasekolah di kota-kota besar menggunakan pengantar
bahasa Inggris. Ada yang mengajarkan keterampilan komputer dan bahkan
menawarkan program pendidikan membaca dan berhitung. Banyak yang jauh
dari hakikat pendidikan prasekolah yang semestinya tetap lebih banyak
bermain tanpa harus belajar melampaui kemampuan usia mereka. Pendidikan
prasekolah semestinya memprioritaskan visi kebahagiaan anak dan menjadi
sahabat keluarga atau orangtua dalam mengembangkan kecerdasan majemuk
anak secara optimal dengan seimbang, sambil menambahkan budi pekerti.
Terkait pendidikan prasekolah di Kecamatan Gumelar (domisili penulis – Red),
masih sangat sedikit orangtua di wilayah kecamatan Gumelar yang memberikan
respon yang cukup terhadap anak-anak mereka. Akibatnya anak-anak yang
pemikirannya sangat maju atau kompeten menjadi terabaikan dari perhatian
orangtua. Padahal mereka memerlukan respon orangtua yang tepat sasaran dan
sesuai dengan kebutuhan.
Sayangnya, di wilayah Kecamatan Gumelar masih banyak anak-anak yang tidak
bisa mengenyam pendidikan prasekolah.**********


19 06 2012 14:56:08